Penulis : DIAN WIDIYA KURNIAWAN, S.Pd
Sopan santun merupakan perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan, dan teladan dari orang tua, guru, para pemuka agama, serta tokohtokoh masyarakat. Sopan santun merupakan tata krama dalam kehidupan sehari-hari sebagai cerminan kepribadian dan budi pekerti luhur yang di dalam Islam lebih dikenal dengan konsep akhlak (Marzuki, 2009)
Di era mileneal ini banyak beredar video di platform sosial media yang memperlihatkan penganiayaan/ pelecehan yang dilakukan pelajar sekolah kepada nenek paruh baya. Hal ini menunjukkan perilaku yang sangat tidak terpuji apa lagi dari segi sopan santun. Pada kejadian tersebut anak sama sekali tidak mencerminkan anak yang mempunyai rasa sopan santun dan unggah-ungguh. Bahkan bisa dikatakan sebagai tindakan kriminal.
Budaya Jawa sudah mengajarkan sopan santun atau unggah-ungguh, unggah-ungguh dalam budaya Jawa ini adalah unggah-ungguh Bahasa, sikap dan perilaku. Pada zaman era modern seperti ini banyak anak atau siswa yang belum bisa menggunkan unggah-ungguh Bahasa dengan baik dan benar. Banyak anak di lingkungan Pendidikan atau sekolah yang banyak menggunakan Bahasa Indonesia daripada Bahasa Jawa. Hal ini menyebabkan anak tidak terbiasa menggunakan unggah-ungguh Bahasa yang baik. Siswa-siswi hanya menggunakan Bahasa Jawa Ketika ada mata pelajaran Bahasa Jawa saja.
Pembentukan sopan santun dimulai dari keluarga. Anak akan meniru perilaku orang tua dalam kehidupan sehar-hari. Anak yang mempunyai perilaku sopan pada umumnya berasal dari keluarga yang juga sopan, demikian pula sebaliknya anak yang mempunyai perilaku kasar tentunya perilaku keluarga juga kasar. Faktor yang sangat mempengaruhi tentunya berada di lingkungan keluarga, apabila dikeluarga anak-anak diajarkan sopan santun dan unggah-ungguh Bahasa tentunya di lingkungan Pendidikan atau di masyarakat anak sudah terbiasa menggunakannya. Begitu juga sebaliknya apabila anak tidak pernah diajari sopan santun dan unggah ungguh Bahasa anak tidak bisa menerapkan di lingkungan tersebut.
Jadi dengan adanya fenomena tersebut pada pelajaran Bahasa Jawa di SMK N 1 pati ini siswa-siswi wajib menggunakan Bahasa Jawa dan unggah-ungguh Bahasa dengan baik dan benar. Hal ini akan berdampak pada perilaku siswa-siswi kepada Guru, Karyawan bahkan teman yang bisa saling menghormati terutama kepada yang lebih tua. Untuk menumbuh rasa saling menghormati dan unggah-ungguh Bahasa tidak hanya guru Bahasa Jawa akan tetapi semua warga yang berada di lingkungan Pendidikan/ sekolah yang giat menerapkan sopan santun unggah-ungguh Bahasa.